Pengasuhan Anak dan Lingkungan di Era Medsos. Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua ?

2 min read

Pengasuhan Anak dan Lingkungan di Era Medsos

AnakIslam.com – Pengasuhan Anak-anak dan Lingkungan di Era Medsos. Kali ini kita akan membahasnya dengan mengikuti apa yang disampaikan oleh :

Narasumber : Prof Euis Sunarti, Guru Besar Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga dari Universitas IPB.

Media : podcast Radio Idola, Semarang

Paparan medsos bagi anak adalah suatu keniscayaan

Maka aneh jika ada orang tua yang tidak mengeluh soal ini. Karena bisa mendapat benefit atau bahaya, bagaimana mengatasinya, terlebih saat covid, anak seakan semakin dekat dengan hp. Itu yang menjadi persoalan dan tidak bisa dikatakan mudah.

Orang tua zaman sekarang tantangannya sangat  berat, karena detik yang mana yang boleh dan tidak boleh. Karena saat anak-anak mengakses berita yang bermanfaat pun, terselip iklan yang berbau kurang baik. Maka anak akan terpapar lebih cepat.

Ada anak yang langsung mengskip, ada juga yang merasa penasaran, lalu mencari lagi dan lagi, hingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Mengapa setiap anak bisa berbeda responnya saat melihat konten yang kurang pantas untuk seusianya ?

Karena memang anak-anak sering terstimulus untuk melihat itu. ini yang sangat memprihatinkan. Karena anak meniru dan melihat apa yang mereka lihat, dengar dan lakukan.

Jadi yang harus dilakukan:

  1. Diingatkan nilai ; baik buruk, boleh tidak boleh. Tapi dengan cara yang baik, bukan dengan ancaman. Sesuai dengan usia anak, jangan membuat mereka bosan
  2. Tapi jika anak terpapar terus, maka yang harus diterapkan adalah pemberian aturan, diberi kesepakatan bersama. Orang tua harus punya power, tapi demokratis ada aturan. Karena saat orang tua otoriter, anak akan sembunyi-sembunyi. Orang tua haru otoritatif. Karena kita tidak pernah tahu kapan anak-anak bisa mendapatkan apa-apa yang mereka ingin tahu.
  3. Jangan hanya anak hanya memperhatikan tampilan luar dari apa yang ada di medsos. Misalnya dengan melihat mereka yang secara tampilan bagus, tapi pada akhirnya mennggiring anak kepada hal-hal yang kurang baik.
  4. Karena itu orang tua sedini mungkin harus menanamkan pada anak akan makna dalam hidup. Jadi dengan melihat obyek yang sama, tapi memaknainya berbeda. Bagaimana komunikasi yang mendalam harus dikawal oleh orang tua. Itu hanya bisa dilakukan saat orang tua bisa mendampingi anak. Tidak ada istilahnya kuality time. Karena kuality time akan datang saat kita sudah melakukan kuantity time.
  5. Maka pendamingan pada anak, terutama di era medsos ini mau tidak mau kita haru berada di samping anak.
BACA JUGA   Fenomena Pengasuhan Anak di Era Medsos. Apa Saja yang Harus Diketahui ?

Karena harus dilakukan luar biasa karena untuk menghindari anak anak dari prilaku yang menyimpang. Misalnya hingga ada anak yang melaporkan ibunya karena ia dilarang pacaran yang berlebihan. Artinya anak-anak seakan saat ini punya power untuk mengekspresikan keinginannya.

Jadi anak-anak dengan atas nama HAM seakan punya hak untuk melakukan hal-hal itu. karena itu orang tua harus punya kendali pada anak, karena bagaimana pun anak-anak memang belum dewasa, karena semua berawal dari rasa penasaran mereka.

Tantangan orangtua semakin komplek, harus punya kemampuan menjaga anak-anak dari konten dan hal-hal yang sekiranya berbahaya bagi mereka. Jadi memang harus men cek history apa saja yang dibuka oleh anak-anak kita.

Idealnya menghadapi tantangan era medsos untuk anak-anak kita adalah tantangan yang menyenankan, yang menuntut kita untuk terus belajar dan punya misi bahwa untuk menyelamatkan anak-anak sampai dewasa, termasuk penyimpangan dari cara berfikir.

Misalnya tentag matrealisme (hidup serba instan), jangan menilai sesuatu dari tempilan. Hingga karena hanya ingin punya hp, motor, tidak jarang yang membunuh temannnya. Apalagi ada yang mengorbankan diri atau orang tua hanya untuk mendapatkan uang. Jadi antara kreativitas dan kehinaan jadi kabur.

Sebaiknya public figure harus memberikan contoh yang baik bagi para penontonnya. Tapi yang ada saat ini mereka lebih banyak memamerkan pencapaiannya, tanpa pernah memberikan detail tentang apa saja yang dilakukan atau kerja kerasnya hingga bisa meraih apa yang ada saat ini.

BACA JUGA   Simak 5 Penyebab Anak Keras Kepala yang Tidak Disadari

Hingga banyak orang sakit karena apa yang ia telah lakukan tidak sesuai dengan pencapaiannya, karena melihat apa-apa yang telah dipamerkan sang public figure.

Apalagi ada orang yang bertengkar, memaki-maki orang lainnya, yang menggambarkan ketidak matangan berpikir. Sehingga ia akan melihat  bahwa ini adalah hal biasa.

Pentingnya nilai diajarkan sejak dini. Tapi nilai ini harus dikawal dan diingatkan terus dan disampaikan dengan metode yang tepat sesuai dengan usia anak. Karena nilai ini diajarkan jika dengan metode yang tidak tepat, maka bisa mental. Misalnya dengan pemaksaan, kekerasan. Karena metode ini lebih penting dari isinya.

Jadi ada pengetahuan yang cukup tentang metode ini. jadi memahami anak ini tidak cukup dengan “seketemunya.” Tapi memang harus benar-benar digali, bagaimana anak pertama, kedua, masalah mereka apa, cara menyempaikan pada mereka bagaimaan, apa dengan cara mendongeng kah, membaca buku kah, saling ngobrol kah atau menonton film sampai didampingi kah, yang penting metodenya harus tepat sehingga bisa diterima oleh anak.

Orang tua harus berbagi peran, ada yang sebagai pelaksana, ada yang mengarahkan dan mencari SDMnya.

Begitu juga dengan lingkungan yang sangat berperan dalam pertumbuhan anak. Maka sebagai orang tua kita harus memilih lingkungan rumah yang mana, sekolah yang mana, pertemanan yang mana dan berbagai hal yang selanjutnya akan berpengaruh pada tumbuh kembangnya anak. Selanjutnya akan terbangun interaksi dengan lingkungan tetangga dan terdekat untuk bisa melindungi dan juga anak bisa berkontribusi dengan menjadi anggota di lingkungan dengan baik.

Tidak bisa keluarga sendirian menciptakan anak yang baik, tapi semua harus dilungkan di lingkungan tempat tinggal, sekolah dan lingkunga laiinya.