5 Akibat Sering Memarahi Anak yang Perlu Diwaspadai Oleh Orangtua!

1 min read

akibat sering memarahi anak

Masa kanak-kanak merupakan fase mengeksplor hal-hal baru di sekitarnya. Tak jarang pada usia ini anak banyak berbuat kesalahan yang dapat menimbulkan amarah orang tua. Tentu kondisi ini tidak bisa dianggap sepele, sebab akibat sering memarahi anak bisa memicu hal-hal negatif.

Orang tua terkadang kurang menyadari tindakannya dalam menetapkan disiplin. Sebagian berfikir jika memarahi anak dapat membuat mereka sadar akan kesalahannya. Meski tidak sepenuhnya salah, tetapi apabila dilakukan terus-menerus tentu akan berdampak buruk seperti yang mungkin terjadi di bawah ini:

1. Anak Jadi Kurang Percaya Diri

Akibat sering memarahi anak yang paling menonjol yaitu, anak menjadi tidak percaya pada dirinya sendiri. Anak akan merasa apa yang mereka lakukan sendiri hanya akan membawa amarah dari orang tua. Sehingga memutuskan untuk tetap berada di zona aman dengan tidak melakukan apapun.

Hal ini juga berpengaruh pada kemampuan problem solving anak karena terdoktrin hal-hal ancaman yang sering orang tua tanamkan ketika sedang dimarahi. Anak menjadi takut melakukan hal baru dan lebih memilih diam. Pembawaan ini jika tidak diatasi akan berpengaruh terhadap masa depan anak.

BACA JUGA   Makanan untuk Otak Janin Cerdas, Pilihan Terbaik Bagi Buah Hati

2. Bakal Calon Individu Pemberontak

Anak yang sering dimarahi tentu berfikir jika orang tuanya tidak akan pernah mendukungnya, otomatis mereka akan membentuk pertahanan diri dengan cara memberontak. Mindset ini bisa saja timbul saat anak beranjak dewasa dan merasa telah memiliki kuasa penuh atas dirinya.

3. Berpotensi Sebagai Individualis

Anak-anak yang selalu dimarahi akan tumbuh menjadi pribadi yang tertutup, sebab mereka tidak bisa mempercayai orang tuanya sendiri. Kepribadian individualis yang muncul akibat sering memarahi anak berdampak buruk bagi keluarga, sebab anak tidak bisa mengekspresikan dirinya dengan benar.

Anak-anak individualis cenderung lebih pasif karena tidak ingin terlibat masalah dengan orang tua, apalagi sampai dimarahi. Biasanya anak yang memiliki sifat individualis lebih memilih untuk membatasi komunikasi dengan orang tua. Tentunya Iklim keluarga yang seperti ini hanya akan memberikan jarak.

4. Anak Jadi Mudah Marah

Mudah marah merupakan akibat sering memarahi anak yang mungkin saja bisa terjadi. Anak akan meniru temperamen orang tua yang marah dalam kehidupan bersosialisasi nya dengan orang lain. Bisa juga kemarahan yang muncul dari anak merupakan luapan emosi tertahan yang disalurkan pada objek lain.

BACA JUGA   5 Karakter Anak Usia Dini yang Orangtua Wajib Pahami

Temperamen anak yang mudah marah cenderung tidak stabil, sehingga memilih untuk menyelesaikan masalah dengan kemarahan. Pola pikir yang menganggap marah adalah tindakan yang benar untuk menyelesaikan masalah membuat anak-anak menjadi pribadi yang tidak disenangi siapapun.

5. Pemicu Kenakalan Remaja

Akibat sering memarahi anak juga memberikan efek berkepanjangan, dimana ketika beranjak dewasa anak cenderung mencari kesenangannya sendiri di luar rumah. Hal ini membuat anak rentan terkena pengaruh buruk yang mengarahkannya pada kenakalan remaja. Pada tingkatan yang lebih extreme, bisa menuju pada tindak kriminalitas.

Anak yang sering menerima perlakuan tidak baik dari orang tua semasa kecil hingga beranjak dewasa tentu tidak menemukan kenyamanan di dalam rumahnya. Apabila kenyamanan itu didapat lewat tindakan buruk, tentu akan sangat merugikan anak serta orang lain.

Kesalahan terbesar yang sering dilewatkan orang tua dalam masa pengasuhan salah satunya adalah memarahi anak secara berlebihan. Jika tidak cepat disadari, hal-hal di atas bisa saja menimpa buah hati cepat atau lambat. Untuk itu orang tua senantiasa belajar mengontrol emosi dan berusaha mengarahkan anak dengan tutur kata yang baik.

Baca artikel parenting lainnya di NotesParenting.com